WORKSHOP PEACE JURNALISM
Oleh Dwi Rahmawati
Konflik maupun pertikaian kini menjadi ancaman besar bagi
masyarakat. Bagaimana tidak, bangsa
Indonesia sangat mudah terpancing emosi, apalagi menyangkut harga diri, agama,
suku dan ras.
Ketika pemberitaan menayangkan kejadian
pertikaian tersebut, menyampaikan fakta dari lapangan secara langsung, membuat khalayak percaya akan informasi itu
dan menjadi ajang bisnis media di Indonesia.
Rating penyiaran ataupun pemberitaan menjadi tujuan utama dari pihak
media massa, meski tidak menutup kemungkinan dapat membuat konflik makin panas
dan berkepanjangan.
Disinilah hadir peace jounalism
atau jurnalisme perdamaian untuk meluruskan persepsi yang selama ini dimiliki
sebagian jurnalis, bukan sebagai juru damai, tetapi upaya jurnalis dalam
mengurangi konflik dan memberikan win-win
solution melalui pemberitaan.
Jurnalisme perdamaian hadir dengan tidak mengangkat data berupa angka,
atribut ataupun pihak yang bertikai maupun siaran secara langsung dari tempat
kejadian.
Lawan kata dari jurnalisme
perang ini, lebih mengungkap data berupa kerusakan yang diakibatkan dari
konflik dan menyuarakan jeritan korban.
Jurnalis perdamaian tidak berdiri disatu pihak saja, tidak pula
memandang dalam satu sudut pandang, tetapi berdiri diantara pihak yang
berkonflik dan menggunakan strategi bird
eyes view atau memandang konflik dari ketinggian.
LPP TVRI menginginkan peace jurnalism dapat diterapkan dalam
kegiatan peliputan.
Oleh karena itu Balai Diklat TVRI
menggelar workshop peace
journalism selama lima hari dari tanggal 16 s/d 20 April 2012 di Hotel MJ Kota
Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Pembukaan Workshop oleh Ketua Dewas LPP TVRI, Elfisdat dan dihadiri
Direktur Program &Berita, Irwan Hendarmin, serta Kepsta TVRI Kalimantan Timur, Syarifuddin
Lakku.
Selain itu hadir Anggota Dewas Bambang, Direktur Teknik, Erina Tobing serta Direktur Pengembangan Usaha, Erwin
Aryanantha.
Workshop yang diikuti tidak kurang dari 12 peserta, berasal dari
TVRI di wilayah Timur Indonesia, yang
rawan terhadap konflik dan pertikaian.
Pemateri dalam workshop ini, diantaranya Purnama Suwardi Kepala Balai Diklat TVRI,
Saur Hutabarat dari pimred Media Indonesia, Wahyu, pimred majalah Tempo dan Sukirman, kepala bidang perencanaan
program Balai Diklat TVRI.
0 comments:
Posting Komentar