Menuju sasaran tersebut, Awang mengatakan ada dua strategi yang saat ini
dikembangkan pemerintah, yakni dengan pendekatan keamanan (security) dan
kesejahteraan (prosperity).
"Dinamika permasalahan perbatasan membutuhkan kerjasama semua stake
holder. Urusan Security menjadi tanggung jawab TNI dan Polri, sedangkan
prosperity menjadi tugas pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota,"
kata Awang Faroek saat menjadi nara sumber pada paket program TVRI, Minggu
Malam Bersama Selamet Rahardjo, Selasa (8/5).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2009 - 2013,
pembangunan kawasan perbatasan menjadi prioritas dengan porsi anggaran yang
cukup besar. Pemprov Kaltim bekerja keras untuk mengubah paradigma kawasan
perbatasan dari kawasan tertinggal dan selalu dianggap sebagai halaman belakang
Negara menjadi beranda terdepan republik.
Langkah yang dilakukan Pemprov Kaltim diantaranya adalah dengan membuka jalan
akses menuju kawasan perbatasan dan membenahi bandara udara (airport) di
perbatasan. Pemprov juga menggalang kerjasama dengan jajaran TNI Angkatan Darat
untuk rencana perpanjangan landasan pacu bandara perbatasan dalam program
Bhakti Kartika Jaya.
"Akhir Mei ini, Mendagri akan menghadiri ground breaking perpanjangan
landasan Bandara Yuvai Semaring di Kecamatan Krayan, Nunukan. Inilah salah satu
bentuk dukungan pemerintah untuk memperlancar arus transportasi dari dan menuju
kawasan perbatasan," jelas Awang.
Membangun kawasan perbatasan ini, Pemprov Kaltim juga telah melaksanakan
program-program pro rakyat diantaranya pengembangan sentra produksi pertanian
dan berbagai pembangunan infrastruktur serta pembangunan sumber daya manusia.
Pembangunan sumber daya manusia, Awang menegaskan bahwa Pemprov Kaltim terus memberikan
kontribusi bagi masyarakat perbatasan untuk menerima hak yang sama dalam
pendidikan, seperti dirasakan masyarakat perkotaan. Salah satunya dilakukan
dalam bentuk beasiswa kepada para pelajar dan mahasiswa di tiga kabupaten
perbatasan, Nunukan, Malinau dan Kutai Barat.
Gubernur Awang Faroek menegaskan, Pemprov sudah melakukan upaya yang sangat
konsisten, tetapi itu tidak akan cukup memberi pengaruh besar bagi kemajuan
masyarakat di kawasan tersebut. Sebab itu, diperlukan dukungan para bupati di
kawasan perbatasan untuk juga memberikan perhatian yang besar untuk pembangunan
kawasan perbatasan ini.
"Di pusat kita punya Badan Pengelola Perbatasan , tetapi dana pembangunan
kawasan perbatasan lebih banyak ada di Kementerian-Kementerian. Diperlukan
sinergi yang baik, jangan sampai pusat melaksanakan program, tetapi orang
daerah tidak ada yang tahu. Sebaiknya, program pusat lebih dulu disesuaikan
dengan program-program daerah," beber Awang.
Dukungan lain yang diharapkan dari pemerintah pusat adalah dukungan kebijakan
(policy) yang berpihak kepada kepentingan pengembangan kawasan perbatasan yang
saat ini pun masih terkendala, salah satunya dengan peliknya penuntasan
pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP).
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Awang Faroek juga menyinggung komitmen
Pemprov Kaltim untuk menjaga kawasan Heart of Borneo (HoB) yang luasnya
mencapai 72 persen dari seluruh luasan HoB di pulau Kalimantan.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kaltim Sudarno menegaskan, DPRD Kaltim
sangat menghargai upaya serius Gubernur Awang Faroek untuk membangun kawasan
perbatasan. Untuk urusan yang satu ini, Sudarno mengatakan bahwa DPRD Kaltim
sangat mendukung langkah-langkah yang diperjuangkan Gubernur Awang Faroek.
"Gubernur dan DPRD Kaltim berkomitmen untuk mensejahterakan rakyat
perbatasan. Perbatasan harus benar-benar menjadi beranda terdepan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegas Sudarno.
Sudarno justru mengkritisi lemahnya dukungan pemerintah pusat untuk
bersungguh-sungguh mewujudkan kawasan perbatasan menjadi beranda depan republik
ini. Dia menilai, beranda depan NKRI hingga saat ini hanya sekedar jargon.
"Saya salut dengan gubernur dan SKPD-SKPD yang memberikan perhatian sangat
besar untuk pembangunan perbatasan. Satu hal yang kita sayangkan, pemerintah
pusat tidak memiliki keinginan serius menjadikan perbatasan benar-benar menjadi
beranda depan NKRI," lanjut Sudarno.
Pada acara yang dipandu artis senior, Slamet Rahardjo tersebut Gubernur Awang
Faroek juga menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan peserta yang berasal
dari masyarakat dan mahasiswa. Dialog juga dihadiri seniman dan sastrawan
terkenal Indonesia, Arswendo Atmowiloto.(sul/hmsprov)
TV Online
Tunggu, baru LOADING.
Selasa, 15 Mei 2012
Malam minggu bersama slamet raharjo
04.51
TVRI KALTIM
SAMARINDA - Gubernur Kaltim Dr H
Awang Faroek Ishak menegaskan Pemprov dan DPRD Kaltim memiliki komitmen yang
sama untuk membangun kawasan perbatasan. Menurut Awang, masyarakat perbatasan
juga memiliki hak yang sama untuk menikmati kemajuan dan hasil pembangunan di
berbagai sektor.
Foto : Budayawan Slamet Rahardjo
tampil sebagai pembawa acara pada rekaman gambar TVRI dengan narasumber
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak (tiga dari kiri) Ketua Komisi I DPRD
Kaltim Sudarno didampingi Asisten III Setprov Kaltim
Sutarnyoto.(syaiful/humasprov kaltim)
0 comments:
Posting Komentar