TV Online
Tunggu, baru LOADING.
Minggu, 22 Juli 2012
01.28
TVRI KALTIM
Kunjungan Kerja Dirtek LPP TVRI
ke Perbatasan
oleh Fuad Syarif
Langit
cerah di atas Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Timur, menyambut dengan gembira kedatangan rombongan TVRI
yang terdiri dari Direktur Teknik Erina Herawaty.C.Tobing, GM.Teknik Studio Jailani,M.Si,
Staf Ahli Direktur Utama Sam Irot, Kepala
stasiun TVRI Kaltim Drs.Syarifuddin Lakku,MM, Kepala Bidang Berita
Ir.Fuad Syarif.MM dan Rosmalina Ka.Bag.Keuangan TVRI Kaltim, mengawali perjalanan dari Bandara Juwata
Internasional Airport Tarakan ke
Kabupaten Nunukan. Agenda kunjungan Rombongan TVRI, akan menghadiri pertemuan
Mendagri dengan masyarakat di Pulau Sebatik, akhir bulan Mei 2012.
Sehubungan
dengan pesawat Angkatan Darat yang di carter Pemprov.Kaltim tidak dapat terbang
dan pesawat regular pun sangat padat, terpaksa menggunakan speedboat menuju Kota Nunukan.
Dengan hati yang berdebar-debar dan berdoa setiap saat dalam perjalanan di atas
Speedboat, akhirnya tiba di Pelabuhan Tunon Taka Kota Nunukan setelah
dua jam perjalanan.
Lembayung senja memancarkan warna kemerahan di kota
Nunukan, mengantarkan rombongan langsung menuju ke satuan Transmisi Nunukan
yang terletak ditengah kota. Di satuan
transmisi ini, Direktur Teknik melihat peralatan
pemancar TVRI dengan sistem VHF,
berkekuatan 5.000 watt, dalam kondisi baik.
Daya pancar yang kuat ini, banyak diantara masyarakat di pulau Nunukan mengungkapkan kebanggaannya
dapat menonton TVRI dengan siaran budaya , informasi, hiburan serta dakwah
agama yang merangkum NKRI. Direktur
Teknik TVRI sangat senang karena satuan
transmisi ini juga cukup bersih serta kantornya pun dilapisi karpet.
Perbincangan
agak serius ketika Kepala satuan transmisi Nunukan, Jamil menjelaskan masalah UPS yang rusak dan tidak dapat berfungsi,
menjadi catatan tersendiri bagi Direktur
Teknik. Padahal program BTESA yang merupakan kerjasama dengan pemerintah
Spanyol, seharusnya mendapat garansi
alat, dan jika ada kerusakan, segera diperbaiki.
Hari mulai gelap, rombongan bermalam di Kota Nunukan.
Keesokan
hari, rombongan berangkat ke Pulau Sebatik. Belum terbayangkan seperti apa
pulau Sebatik, Pulau yang unik karena ada dua Negara memiliki pulau ini yaitu di bagian utara dengan Malaysia Timur dan di bagian selatan, Indonesia. Dirtek sendiri, memang sudah ada rencana mau
ke sebatik, tapi mimpi beliau menjadi kenyataan setelah disposisi dari Dirut
yang meminta Dirtek pergi ke Pulau Sebatik.
Setiba
di pelabuhan sebatik, turun dari
speedboat, menjejakan kaki di dermaga, rombongan
Dirtek naik ojek menuju rumah Kepala satuan transmisi Sebatik. Dirtek menuturkan, pengalaman yang menarik,
baru pertama kali naik ojek karena selama ini kunjungan kerja kemana pun belum
pernah naik kendaraan roda dua.
Rasa
lelah dalam perjalanan, sedikit terobati karena disuguhkan makanan khas sebatik yang mirip dengan panganan Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Selain itu menyantap ikan bakar dan gulai kepala ikan,
yang sangat lezat tidak pernah dijumpai di Jakarta.
Setelah
istirahat, langsung menuju satuan
transmisi Sebatik. Dirtek melihat dari
dekat siaran TVRI yang dipancarluaskan oleh transmisi ini, menggunakan sistem
penyiaran UHF dapat diterima dengan baik di Pulau Sebatik dan di Kota Tawau
Malaysia Timur. Para perantau Indonesia
di Kota Tawau, selalu menonton siaran TVRI Nasional maupun TVRI Kaltim. Menurut Direktur Teknik, Erina
Herawaty.C.Tobing, pihaknya akan memperbanyak satuan transmisi di daerah
perbatasan dan memperkuat daya pancarnya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat
rasa nasionalisme bangsa Indonesia yang
rentan terhadap pengaruh dari Negara Tetangga.
Di daerah perbatasan tepatnya di Aji Kuning, ada rumah penduduk yang
berandanya di Indonesia dan dapurnya
masuk wilayah Malaysia serta anak bangsa di daerah perbatasan menggunakan dua
mata uang yaitu rupiah dan ringgit Malaysia.
Namun
yang menjadi kendala di Satuan Transmisi ini, masalah pasokan BBM, khususnya
Solar untuk pembangkit tenaga listrik. Kadangkala
stock BBM cukup langka, kalaupun ada BBM, harga cukup tinggi mencapai dua kali
lipat harga standard an itupun harus antri yang lama mendapatkan BBM tersebut. Hal ini perlu menjadi perhatian, karena
pemancar sangat bergantung kepada aliran listrik.
Saat
acara pertemuan Mendagri, Menkokesra, Mentri Perumahan rakyat dan Wamen PU
bersama masyarakat Sebatik, Direktur Teknik
sempat bertatap muka dengan Gubernur Kaltim,
dan berbincang-bincang sebelum acara
dimulai. Gubernur Kaltim, Awang faroek
Ishak merasa bangga berjumpa dengan Dirtek di Pulau Sebatik dan beliau berujar,
sudah dua kali ya datang ke Kaltim, karena
beliau pernah mengatakan, setiap orang yang pernah berkunjung ke Kalimantan
Timur meminum air Mahakam, pasti akan kembali ke Kalimantan Timur. Dalam bincang-bincang singkat, Dirtek berjanji akan memperkuat TVRI
diperbatasan Kalimantan Timur dengan menempatkan 4 Transmisinya dan rencana kedepan, trasnmisi akan diperbesar
daya pancarnya.
Usai
pertemuan, rombongan TVRI langsung kembali ke Tarakan menggunakan speedboat
carteran, berangkat pukul 16.30 wita.
Rasa was-was kembali muncul, karena angin agak sedikit kencang dan ombak mulai membesar, serta
penumpang sedikit kawatir, karena hentakan speedboat begitu terasa, tidak
seperti waktu berangkat ke pulau Sebatik.
Namun berkat kesigapan motoris
speedboat, setelah menempuh 2,5 jam perjalanan akhirnya tiba di Kota Tarakan.
Rombongan
pun terpaksa menginap di Tarakan dan
keesokan harinya, baru berangkat ke Jakarta dan kami kembali ke Samarinda.
Rombongan
merasa haru dan bangga dapat menapaki Pulau Sebatik, yang menjadi pembicaraan
orang, bahwa di perbatasan dalam kondisi yang memprihatinkan. Dengan mata kepala sendiri dan Dirtek pun, melihat Kota Tawau yang menjulang
tinggi dari pulau sebatik, sedangkan pulau sebatik,
tidak terlihat sama sekali dari kota Tawau. Kenyataan memang, di Pulau sebatik,
rumah penduduk beratap seng dan berdindingkan papan. Namun sesuai pepatah, hujan emas di negeri
orang, masih lebih enak hujan batu di negeri sendiri. Namun TVRI telah bertekad, akan memperkuat
siarannya di daerah perbatasan dengan menambah jumlah Transmisi dan menambah
kekuatan daya pancarnya di Transmisi yang telah ada, karena Nasionalisme, sudah
harga mati. Semoga.