TV Online

Tunggu, baru LOADING.

Rabu, 02 Mei 2012


WORKSHOP  PEACE  JURNALISM
Oleh Dwi Rahmawati
Konflik maupun pertikaian kini menjadi ancaman besar bagi masyarakat.  Bagaimana tidak, bangsa Indonesia sangat mudah terpancing emosi, apalagi menyangkut harga diri, agama, suku dan ras.

Ketika pemberitaan menayangkan  kejadian pertikaian tersebut, menyampaikan fakta dari lapangan secara langsung,  membuat khalayak percaya akan informasi itu dan menjadi ajang bisnis media di Indonesia.

Rating penyiaran ataupun pemberitaan menjadi tujuan utama dari pihak media massa, meski tidak menutup kemungkinan dapat membuat konflik makin panas dan berkepanjangan.

Disinilah hadir peace jounalism atau jurnalisme perdamaian untuk meluruskan persepsi yang selama ini dimiliki sebagian jurnalis, bukan sebagai juru damai, tetapi upaya jurnalis dalam mengurangi konflik dan memberikan win-win solution melalui pemberitaan.

Jurnalisme perdamaian hadir dengan tidak mengangkat data berupa angka, atribut ataupun pihak yang bertikai maupun siaran secara langsung dari tempat kejadian.

Lawan kata  dari jurnalisme perang ini, lebih mengungkap data berupa kerusakan yang diakibatkan dari konflik dan menyuarakan jeritan korban.

Jurnalis perdamaian tidak berdiri disatu pihak saja, tidak pula memandang dalam satu sudut pandang, tetapi berdiri diantara pihak yang berkonflik dan menggunakan strategi bird eyes view atau memandang konflik dari ketinggian.

LPP TVRI  menginginkan peace jurnalism dapat diterapkan dalam kegiatan peliputan.
Oleh karena itu Balai Diklat TVRI  menggelar workshop peace journalism selama lima hari dari tanggal 16 s/d 20 April 2012 di Hotel MJ Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Pembukaan Workshop oleh  Ketua Dewas LPP TVRI, Elfisdat dan dihadiri Direktur Program &Berita, Irwan Hendarmin, serta  Kepsta TVRI Kalimantan Timur, Syarifuddin Lakku.
Selain itu hadir Anggota Dewas Bambang,  Direktur Teknik, Erina Tobing serta  Direktur Pengembangan Usaha, Erwin Aryanantha.

Workshop yang diikuti tidak kurang dari 12 peserta, berasal dari TVRI  di wilayah Timur Indonesia, yang rawan terhadap konflik dan pertikaian.
Pemateri dalam workshop ini, diantaranya  Purnama Suwardi Kepala Balai Diklat TVRI, Saur Hutabarat dari pimred Media Indonesia, Wahyu, pimred majalah Tempo  dan Sukirman, kepala bidang perencanaan program Balai Diklat TVRI.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger